Halaman

BLOG KERANA MANISNYA EPAL

BLOG KERANA MANISNYA EPAL

Sabtu, 24 Disember 2011

indah nye pelangi 2




bunyi  burung berkicau-kicau
langit semakin mendung
hujan turun tanpa henti

bunyi kilat semakin kuat
tak lama kemudian hujan
mula berhenti

langit semakin cerah dan
matahari juga mula keluar memberi
cahaya

pelangi mula muncul dengan
pelbagai  warna yang cantik
dan indah

kan best kalau aku dapat menyuntuh
pelangi itu tapi  sayang aku tahu
semua itu

hanya mimpi  tapi aku harap satu hari nanti ia
akan menjadi satu kenyatan
walau pun aku tahu semua itu
tak akan jadi kenyatan.

Rabu, 21 Disember 2011

bayangan wajahmu




Di mataku kau berbeza
Kilauanmu menyentuh rasa
Kaulah bintang bersama cahaya
Tersembunyi

Bintang hati kau penyeri
Ku dambakan kasih sayangmu
Geloraku setiap waktu berlalu
Kau ku tunggu
Sedetik wajahmu muncul
Dalam  diam  ada kerdipan
Ada sinar itukah bintang atau renbulan
Kumencuri bayangan wajahmu
ku mencuri  khayalan denganmu
mengganggu ruang hidupmu
kau senyumlah kerana ia
hanya sekadar   memori

Ahad, 18 Disember 2011

jatuh cinta



di hati mula, tertanya- tanya
resah gelisah di setiap masa
apakah benar ku sudah tergoda
ku malu untuk menyatakan nya
di hati mula, tertanya -tanya
resah gelisah di setiap masa
apakah benar kusudah sedia
masih ku malu menyatakan nya
Saat kau menghampiri diri ku
Ku ingin engkau tahu
Sebenarnya aku telah
Aku jatuh hati pada mu
Ku ingin tahu aku selalu sayang kan diri mu
Aku jatuh hati pada mu
Ku ingin kau tahu
Kita saling sama cinta
Tetapi malu-malu
Diam-diam jadi rindu
Rinduku padamu
Dulu malu tapi mahu
Kini baruku tahu
Diam-diam jatuh cinta
Bersama akhirnya.
dinanti yang disayangi
suara -suara menghantui mimpi
adakah diri ini masih dikuasai
Kejarlah dingin bayu
Suasana dingin sayu
Cahaya di atas tar
Siapa raja?
Buatku rasa gentar
Membisikkan hasrat hati sebenar
Sekalipun engkau inginku lamar
Kasihku,

Isnin, 7 November 2011

indah nye pelangi






Keindahan warna mengguratkan rasa juga makna
Mengukir senyum manis menghujam ke dalam dada
Mengundang pesona mengikat indahnya cinta 

Paduan warna indah dipandang mata
Rinai reda berteman dengan udara
Terlukislah pelangi cinta

Pelangi cinta, penuh warna
Bersama meraih cita
Semua ujian kita hadapi bersama
Merajut rindu pada-Nya
Bersatu menuju surga

menaniti pelangi cinta




Detik demi detik berlalu
Lembayung senja pun tiba
Mengakhiri hingar bingar dunia

Malam pun tiba dihiasi mega
Mega hilang bintang pun datang
Sunyi senyap menyelimuti gelap
Tergagap bibir meratap berharap
Semua yang terlewati tidak terlahap

Malam hilang siang menjelang
Penuh gelora menatap cahaya
Melewati onak duri
Menikmati manisnya sari-sari hidup

Sendiri…

Siang malam adalah mesti
Sendiri kurang berarti
Ikatan pada seutas tali
Warnai hari-hari penuh arti

Bersama menempuh perjalanan jauh
Di darat, laut, maupun udara

Bersama melewati padang rumput
Bersama mengarungi samudera
Bersama melayang melintasi angkasa
Menuju istana yang bernama bahagia

Di darat ada lubang dan onak duri
Di laut ada gelombang dan ombak
Di udara ada badai dan kabut

Di darat ada panorama yang indah
Di laut ada pemandangan yang menawan
Di udara ada sumber kehidupan

Merah, kuning, hijau, biru, hitam, putih, kelabu, jingga, dan aneka warna lain
Itu akan tetap ada

Bahagia
Ya…bahagia
Itulah istana
Kita bersama menuju ke sana
Dengan seutas tali berikatkan cinta

Isnin, 31 Oktober 2011

ku percaya pada luka



Benarkah pencarian mimpi ini
Hanyalah dongengan cinta dalam pertaruhan
Haruskah pertemuan jiwa ini 
Berakhir bersama air mata


Kesepian menemani jiwa di saat ku terluka
Bisakah aku mengenal cinta


Aku percaya pada takdir cinta kita
Yang telah terukir di dasar jiwaku
Yang merindu dirimu
Namun ku bertanya padanya
Haruskah ku percaya pada luka
Sebagai tanda kesetiaan cinta
Kasih kita

Sempurnakah lukisan cinta ini
Tanpa corak warna kasih lakaran suciku
Apakah coretan rintihan malam
Hanyalah mainan cintamu

biarkan aku pergi

                                                                        


maafkan aku karena harus pergi dari mu

maafkan aku karena harus meninggalkanmu
tak ada maksudku untuk melakukan semua itu
tak rela pun aku meninggalkanmu seperti tu
semua itu aku lakukan semata-mata hanya untuk membuatmu bahagia
aku rela meninggalkan semua harapan itu hanya untuk melihat orang yang aku sayangi bahagia
tanpa adanya aku, tanpa adanya masa lalu yang selalu mengusikmu
walaupun aku tau,setiap manusia pasti memiliki masa lalu

aku tak ingin menjadi duri dalam hidupmu

aku tak ingin dengan kehadiranku akan ada hati yang kan terluka
aku tak ingin kehadiranku akan menghancurkan semua mimpi2 mu
aku pergi dari hidupmu dan hidupnya

maafkan aku tak bisa menemanimu lagi

sekali lagi kutegaskan aku pergi bukan karena aku kalah
tapi aku pergi karena aku ingin melihat orang yang aku sayang bahagia
walaupun aku tw itu tak bersamaku

maafkan aku…

aku menangis bukan karena sedih
airmata ini jatuh karena aku melihat kebahagiaanmu
walaupun itu tak bersamaku
ju2r ku akui,,,ada sedikit rasa sakit dalam hati ini
tapi aku akan berusaha tegar dan kuat untuk menghadapinya

selamat tinggal sayang…

selamat tinggal kakak, adik, dan kekasihku…
aku akan pergi dari mu dan dari kalian
maafkan semua salahku saat kita melewati hari bersama
aku harap semoga kalian bahagia selamanya
dan tak akan ada lagi orang yang akan mengalami hal seperti yang aku alami
jangan ada lagi orang-orang yang akan mengalami hal ini
biarkan CINTA tumbuh dalam hati kalian
dan yakinlah, CINTA akan menjadikan semua bahagia dan indah

Rabu, 19 Oktober 2011

diari

                                                                

masa sekolah rendah dulu aku suka sangat tulis diari apa yang aku tak puas semua nye aku tulis dekat situ tentang diri aku dan perangai kawan-kawan aku akan rasa tenang bila dapat tulis dekat dalam diari,tapi sayang nye waktu aku tengah tulis diari tiba-tiba ada budak lelaki rampas nye dari aku,aku cuba rampas balik tapi dia tak bagi dia lari dan aku kejar dia satu sekolah,last sekali dia masuk tandas lelaki aku pun apa lagi ikut lah masuk sekali dekat dalam tandas lelaki tapi kan nasib baik tak ada siapa dekat situ,aku pun apa lagi tarik buku diari itu bali dan dia pun tarik masing-masing rebut kan buku itu,last sekali buku aku itu termasuk dekat dalam lubang jamban aku terdiam sekejap aku padang muka dia dan aku kata dekat dia yang aku tak suka tengok muka dia aku benci lelaki macam dia aku pun tolak dia dan lari menangis,
dia minta maaf dekat aku tapi aku cakap dekat dia dah tak ada guna nye kalau nak minta maaf lagi pun buku itu dah pun basah dan apa yang aku tulis dalam itu semua nye dah hilang,dia pun pergi aku tahu dia rasa bersalah,
tak ada lah lagi senyuman di bibir aku lagi selalu nye waktu macam ini aku akan tulis diari entah lah aku pun tak tahu nak buat apa,memang lah buku itu boleh beli tapi masalah nye buku itu kawan baik aku yang bagi sebelum dia pindah,
aku pun masuk kelas aku tengok bawah meja aku ada diari tapi pelik juga sebab tak ada nama siapa yang bagi kalau nak kata lelaki yang itu tak mungkin sebab hari ini dia tak datang sekolah,dia ada bagi surat untuk aku,yang aku masih ingat hari ini,
mira aku nak minta maaf aku tahu selalma ini aku banyak buat salah dekat ko,ini diari yang baru aku tahu diari ini amat bermakna bagi kau tapi aku betul-betul nak minta maaf,ini buku diari ini aku ganti yang baru,tulis lah apa yang ko nak dekat dalam ini aku janji yang aku tak akan kacau ko lagi dan lagi satu aku tak suka tengok muka ko yang sedih itu buruk tau,
aku dah agak dah ini mesti dia yang bagi aku aku senyum dah mula tulis isi hati aku ini dekat dalam diari,dan aku pun dah maaf kan dia,

Isnin, 17 Oktober 2011

FOBIA CINTA - Nashrin dengan lirik | with lyric on screen

bintang

wahai sang bintang yang selalu
memberi sinar kan kebagian
aku tak  menjemu memadang mu

aku teringin nak ambil bintang itu
tapi aku tahu ia nye tak mungkin
akan terjadi,

kerana ia terlalu tinggi untuk
ambil nye tapi aku yakian satu hari nanti
aku akan dapat apa yang aku
aku nak akan

aku akan berusaha dengan sekuat
hati aku,

bulan

setiap hari aku selalu mengharap
kan bulan akan muncul tapi
hampa yang muncul hanya bulan
sabit

dah lama aku menantikan nye
akhari ya apa yang aku harap
kan selama ini menjadi menjadi

akhir nye bulan itu muncul juga
dan hanya dengan kehadiran nye
yang membuat akan aku rasa bahagia sangat

tapi apakah daya nye bulan itu hanya muncul
sekejap je bulan itu terus je hilang
bulan kenapa engkau hilang kan diri tanpa
sebab

setiap hari aku menungu kehadiran mu
sedih nye rasa hati ini puasa aku menunggu tapi
tiada juga dia muncul

maaf akan aku sekira nye aku ada menyakitkan
hati mu wahi bulan,

Ahad, 16 Oktober 2011

sedih

aku tak suka dekat kakak aku dia suka sangat sakit kan hati aku,aku tahu lah yang aku ini suka sangat susah kan orang,tapi tolong lah jangan nak mengukit kisah hal aku,aku paling benci kalau ada orang yang macam itu aku rasa runsing sangat,jahat sangat ke aku ini,aku tahu lah yang aku ini tak pandai macam orang lain tak payah lah nak hina aku sampai macam itu seklai,
aku rindu sangat dekat mak dan ayah aku yang ada dekat menunaikan haji.

doa


Ya allah engaku selamat kan lah kelurga ku jahui kan lah ia daripada di timpa bencana,
engkau selamat kan lah perjalanan kedua orang tua ku,lindungi lah kedua orang tua selamat kan lah perjalanan mak dan ayah ku di kota merkah,
panjang kan lah umur kedua orang tua ku,
beri kan lah aku hidayah dan pertunjuk,
Ya allah ampun kan lah dosa yang pernah aku laku kan terhadapt kedua orang tua ku,dari hujung rambut hingga lah ke hujung kaki,
Beri kan lah aku kekutan dan ketabahan untuk menghadapi segala masalah,bersih kan lah hati ku ini,
beri kan lah aku nur dan cahaya ,ya allah engaku temu kan lah jodoh aku  dengan orang yang baik,beri kan lah aku sinar kebahagian

Selasa, 4 Oktober 2011

hati yang patah

aku selalu setia padamu,
tapi kenapa tiba-tiba kau
berubah apakah kesalahan yang
ku kalau kan,
aku sayang kan diri mu
aku harap satu hari nanti
cinta kita akan berakhir
di sini cukup sudah apa
yang telah kau laku kan terhadap diri
diri ku ini selamat tinggal wahai kekasih

sebuah cinta


 ” Tuhan memberikan kita 2 mata untuk melihat, 2 kaki untuk berjalan, 2 tangan untuk bekerja, 2 telinga untuk mendengar, tetapi kenapa hati kita cuma satu sahaja? Adakah kita perlu mencari pasangannya?”.
Nasihat Ibnu Qayyim: Di dalam hati manusia ada kekusutan dan tidak akan terurai kecuali menerima kehendak Allah swt. Di dalam hati manusia ada keganasan dan tidak akan hilang kecuali berjinak dengan  Allah swt. Di dalam hati manusia ada kesedihan dan tidak akan hilang kecuali seronok mengenali Allah swt. Di dalam hati manusia ada kegelisahan dan tidak akan tenang damai kecuali berlindung, bertemu, dan berjumpa denganNya.
Di dalam hati manusia ada penyesalan dan tidak akan terpadam kecuali redha dengan suruhan dan laranganNya serta qada’ dan qadarNya serta sentiasa sabar sehingga menemuiNya. Di dalam hati manusia ada hajat dan tidak akan terbendung kecuali kecintaan kepadaNya dan bermohon kepadaNya.
Kesentiasaan berzikir kepadaNya adalah keikhlasan sebenar kepadaNya. Andai dunia dan isinya diberikan kepada manusia masih tidak lagi dapat membendung hajat hati si hamba itu. Apa yang hati kata lain dari bicara mulut. Mereka sering tidak bersefahaman. Mulut sering sahaja menagih janji sedangkan hati memendam rasa. Namun akibat dari tindakan diri akan dirasai oleh keduanya.
Cinta adalah anugerah akan menjadi indah jika memanfaatkannya, Cinta sejati hanya sekali dalam hidup ini. Tiada istilah buta bagi yang celik. Ketika ada sedih, susah, rasa sendirian dan gundah di hati, ia datang dari fikiran yang selalu dibelenggu oleh pendustaan pada diri sendiri….. 

Sabtu, 1 Oktober 2011

Kisah Zulaiha & Nabi Yusof a.s

wanita-wanita di kota berkata: "Isteri al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya): sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata". (Yusuf: 30)

Berat sungguh malam yang panas itu dirasakan oleh Ra'il, wanita cantik yang biasa dipanggil dengan nama Zulaiha. Ia senantiasa mempercantik paras, menghias diri, dan memakai wangi-wangian. Kemudian berdiri, pagi dan petang, di beranda istananya di atas Sungai Nil, dalam kegelisahan yang tak jelas penyebabnya.

Angin sepoi bertiup tenang dan halus, seakan enggan mengusik ranting- ranting pohon bunga yang mengelilingi beranda istana itu, Zulaiha memandangi sungai dan airnya yang tenang, dan sesekali wajahnya menoleh ke atas, melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit nan tinggi, mengelilingi bulan yang sebahagian sinarnya terhalang oleh awan.

Sesaat kemudian, seorang pelayan menghampiri dengan segelas sari buah dingin untuknya, tetapi sang puteri menolak dan malah memerintahkan pelayan itu untuk kembali. Nafasnya semakin menyesakkan, serasa hampir-hampir mencekik lehernya. Dia sendiri tidak tahu apa yang digelisahkannya. Kecantikan? Bukan! Dia wanita tercantik di seluruh Mesir. Anak? Mungkin itu benar, sebab sampai saat ini ia belum dikurniai seorang anak pun.

Sebenarnya ia dapat saja mengambil anak angkat yang disukainya, sebab ia orang terkaya di negeri itu. Tapi naluri keibuannya ternyata menentang niatnya. Dia ingin mengandung dan melahirkan puteranya sendiri, sebagaimana wanita-wanita lain. Tapi suratan takdir menghendaki lain, suaminya tidak kuasa mengubah impiannya menjadi kenyataan.

Berkecamuklah semua fikiran itu di kepalanya. Ia terlena dalam lamunannya, sampai suara halus suaminya tiba-tiba mengejutkan hatinya.

"Ra'il, isteriku yang cantik, bergembiralah!" Kata suaminya sambil menunjukkan sesuatu.

Zulaiha menoleh kepada suaminya, dan betapa terkejut ketika ia lihat suaminya datang bersama seorang anak kecil.

"Siapa namamu?" tanya Zulaiha. Dengan suara yang hampir-hampir tidak terdengar, anak itu menjawab, "Yusuf".

Al-Aziz, suami Zulaiha, kemudian mengikutinya dari belakang serta berkata, "Telah kubeli ia dari kafilah yang didapati disebuah telaga di padang pasir. Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi ia bermanfaat bagi kita, atau kita pungut ia sebagai anak".

Isteri al-Aziz tidak mengetahui takdir apa yang bakal terjadi antara dia dan anak itu di hari-hari yang akan datang. Yang jelas ia merasa senang atas kedatangan anak itu, dan hilanglah kesedihan yang selama ini menghimpit dadanya. Hari-hari berlalu. Yusuf semakin besar dan menjadi dewasa. Wajahnya tampak semakin tampan. Isteri Aziz tidak mengerti kebahagiaan apa yang meresap di hatinya setiap kali ia memandang Yusuf, dan kesedihan yang menghantuinya ketika Yusuf hilang dari pandangannya.

Setiap kali malam tiba, dan Yusuf pergi ke kamar tidurnya, Zulaiha merasa ada sesuatu yang mengusik lubuk jiwanya, sehingga kadang kala ia bangun meninggalkan suaminya yang sedang tidur, kemudian pergi ke pintu kamar Yusuf. Zulaiha berdiri di pintu kamar Yusuf beberapa saat. Dalam hatinya timbul keraguan: apakah sebaiknya ia masuk menemui Yusuf seperti yang diinginkannya, ataukah ia kembali ke tempatnya sendiri di samping suaminya.

Fikiran seperti itu selalu mengganggu hatinya semalaman, sampai cahaya matahari pagi terlihat masuk melalui jendela-jendela kamarnya. Jika sudah demikian, ia kembali ke kamar suaminya.

Setiap kali pandangannya bertemu dengan pandangan Yusuf, ia merasakan keinginan yang kuat untuk selalu berada dekat pemuda itu, dan tak ingin rasanya berpisah untuk selama-lamanya. Namun, hati kecilnya berkata bahawa Yusuf tidak memendam perasaan yang sama seperti perasaannya. Pertanyaan yang selalu mengusik kalbunya adalah: Apakah Yusuf mencintainya sebagaimana ia mencintai Yusuf? Apakah Yusuf memendam perasaan seperti yang dipendamnya? Meskipun hati kecilnya berkata bahawa Yusuf tidak menampakkan sikap seperti itu, ia tidak mahu mendengar jawapan itu.

Pada suatu petang, isteri Aziz merasa tidak kuasa lagi hanya berdiri di ambang cinta yang disimpannya kepada Yusuf. Ia kemudian berdiri dimuka cermin, mengagumi kecantikan parasnya, seraya berkata kepada dirinya sendiri, "Adakah, di seluruh Mesir ini, wanita yang kecantikannya melebihi kecantikanku, sehingga Yusuf menghindar dariku? Tidak boleh tidak, wahai, Yusuf, hari ini aku akan menjumpaimu dengan segala macam bujukan dan rayuan, sampai engkau tunduk kepadaku".

Kemudian ia membuka lemari, dan matanya mengamati setumpuk pakaian di dalamnya. Dipilihnya salah satu gaunnya yang paling indah, berwarna merah dengan model yang membangkitkan ghairah laki-laki. Manakala gaun itu dikenakan, maka sebahagian auratnya yang seharusnya tersembunyi akan tampak. Itulah yang justeru dikehendakinya. Kemudian ia memakai wangi wangian di sekujur tubuhnya, yang menyebabkan seorang lelaki akan berghairah kerana baunya.

Setelah itu, ia atur rambutnya seindah-indahnya di malam yang sunyi itu. Setelah menyelesaikan dan menyempurnakan dandanannya, Zulaiha mengamati sekelilingnya, hingga ia benar-benar yakin bahawa tidak ada seorang pun pelayannya yang masih menunggunya di situ; semuanya sudah lelap di kamarnya masing-masing di kegelapan malam itu. Ia pun tahu bahawa suaminya sedang memenuhi panggilan seorang hakim Mesir dan sibuk dengan urusan-urusannya, sehingga tidak mungkin ia akan kembali sebelum fajar pagi tiba.

Setelah segalanya beres, pergilah ia menuju kamar Yusuf. Didapatinya pintu kamar itu tertutup dan lampunya sudah dimatikan. Dengan perlahan ia mengetuk; satu kali, dua kali ... dan tiga kali. Tak lama kemudian, Yusuf pun bangun menyalakan lampu dan membukakan pintu. Alangkah terkejutnya Yusuf ketika ia melihat isteri al-Aziz sudah berada di hadapannya. Tapi ia tidak berkata apa-apa kecuali hanya diam menunduk.

Tiba-tiba Zulaiha masuk ke dalam, mendekatinya dengan ramah, dan memegang tangannya sambil menutup pintu kamar. Zulaiha merasakan kegelisahan, ketakutan, dan tak boleh menjawab pandangan kedua mata Yusuf. Ia lalu berpaling ke arah Yusuf, sedangkan Yusuf selalu berusaha menjauh darinya.

Isteri al-Aziz kemudian berkata, "Apakah maksud semua ini, hai, Yusuf? Janganlah engkau menjauh dariku, sehingga aku binasa kerana rindu kepadamu".

Yusuf diam tanpa jawapan.

Isteri al-Aziz mendekatinya lagi seraya berkata, "Aduhai, Yusuf, betapa indahnya rambutmu!"

Yusuf menjawab, "Inilah sesuatu yang pertama kali akan berhamburan dari tubuhku setelah aku mati".

"Aduhai, Yusuf, betapa indahnya kedua matamu!" Bujuk isteri al-Aziz lagi.

"Keduanya ini adalah benda yang pertama kali akan lepas dari kepalaku dan akan mengalir di muka bumi!"

Isteri al-Aziz berkata lagi, "Betapa tampannya wajahmu, hai, Yusuf".

"Tanah kelak akan melumatnya," Jawab Yusuf.

Kemudian Zulaiha berkata kepadanya, "Telah terbuka tubuhku kerana ketampanan wajahmu".

"Syaitan menolongmu untuk berbuat hal itu!" Kata Yusuf.

"Yusuf! Bagaimanapun aku harus mendapatkan apa yang selama ini kudambakan, dan kini aku datang kerananya". Kata Zulaiha.

Yusuf menjawab: "Ke manakah aku akan lari dari murka Allah jika aku menderhakaiNya?"

Sedarlah isteri al-Aziz bahawa Yusuf benar-benar tidak mahu memenuhi apa yang ia inginkan. Maka, ia pun lebih mendekat lagi, dan meletakkan badan Yusuf di atas dadanya. Ia berharap Yusuf akan tertarik kepadanya dan mahu memenuhi keinginannya. Akan tetapi, di luar dugaannya, Yusuf malah menghindar darinya dan segera berlari hendak keluar dari kamar itu.

Isteri al-Aziz tak habis berfikir mengapa Yusuf sedemikian keras mempertahankan kesuciannya di hadapan wanita cantik yang telah siap melayaninya, bahkan lari menjauh darinya. Ia lalu mengejar Yusuf dari belakang untuk memaksanya. Ketika sudah sangat dekat, dipegangnyalah bahagian belakang baju Yusuf dan ditariknya kuat- kuat. Dengan penuh kemarahan, ia melarang Yusuf keluar dari kamar. Akhirnya, koyaklah bahagian belakang baju Yusuf.

Pada saat yang sama, tiba-tiba al-Aziz sudah berada di hadapan mereka berdua, bersama saudara sepupu Zulaiha. Dengan serta merta isteri al-Aziz berkata: "Apakah hukuman bagi orang yang akan berbuat serong kepada isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan seksaan yang pedih?" Dengan perkataan itu, Zulaiha bermaksud menyatakan bahawa Yusuf telah berbuat yang melampaui batas atas dirinya.

Al-Aziz sangat marah atas terjadinya peristiwa memalukan itu. Kerana tidak menduga hal itu dilakukan oleh Yusuf, seorang anak terlantar yang telah dibelinya, dipeliharanya, dan dikasihinya seperti kasih sayang seorang ayah kepada puteranya sendiri. Tidak mungkin hal itu boleh terjadi?

Yusuf sedar bahawa isteri al-Aziz telah berkata dusta tentang dirinya dan menuduhnya dengan tuduhan palsu. Maka, segeralah Zulaiha berkata kepada al-Aziz: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)".

Allah ternyata menghendaki bebasnya Yusuf dari tuduhan wanita itu. Seorang bayi yang masih menyusu, anak salah seorang keluarga Zulaiha yang ketika itu datang ke istana, tiba-tiba berkata, "Jika bajunya koyak di bahagian muka, maka wanita itulah yang benar dan Yusuf termasuk orang-orang dusta. Dan jika bajunya koyak di bahagian belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang- orang yang benar".

Mendengar itu, segeralah al-Aziz menghampiri Yusuf untuk melihat bajunya. Demi didapatinya baju Yusuf koyak di bahagian belakang (kerana tarikan isterinya), mengertilah al-Aziz akan pengkhianatan isterinya dan bersihnya Yusuf dari tuduhan itu. Kemudian ia berkata: "Sungguh, inilah tipu muslihatmu. Sungguh dahsyat tipu muslihatmu!"

Kemudian ia memandang Yusuf seraya berkata: "Hai, Yusuf, berpalinglah dari ini!" Maksud perkataan itu adalah agar Yusuf tidak memberitakan aib yang terjadi atas diri isterinya itu, sehingga tidak terdengar oleh orang ramai. Sedangkan kepada isterinya ia berkata: "Dan (kamu, hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, kerana sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang berbuat salah".

"Celakalah kamu, Yusuf!" Kata isteri al-Aziz dengan kemarahan yang memuncak, kerana Yusuf menolak kecantikan dan kebesarannya. "Tidak! aku tak akan membiarkanmu, Yusuf. Bagaimana pun akan kucari jalan lain yang dapat mempedayakanmu, hingga kamu memenuhi apa yang kukehendaki..."

Hari-hari pun berlalu, dan al-Aziz yang kalah dalam urusan itu berusaha memohon kerelaan isterinya menghadapi kenyataan itu, sementara sang isteri menyanggahnya dengan dalih bahawa suaminya telah menjatuhkan martabat dan kemuliaannya. Zulaiha tahu benar bahawa setiap kali ia menampakkan kebenciannya kepada suaminya, sang suami benar-benar berusaha mendekati dan membujuknya kerana ia sangat mencintainya dan merasa lemah di hadapan kecantikan wajahnya dan ketinggian peribadinya, yang sebenarnya bersifat mulia.

Yusuf sendiri akhirnya berdiam sepanjang hari di dalam kamarnya, kerana peristiwa aib itu terjadi di situ. Ia tidak keluar dari kamarnya kecuali ada suatu pekerjaan penting yang ditugaskan oleh tuannya, al-Aziz.

Hari-hari yang berat dan keras selalu menghantui isteri al-Aziz. Ia menanti datang suatu peluang untuk kembali melakukan tipu dayanya atas diri Yusuf, sebab apa yang baru terjadi itu justeru menambah rasa cinta dan keinginan untuk berhubungan dengan Yusuf, meskipun secara terang-terang ia telah berdusta atas diri Yusuf untuk menghilangkan keraguan suaminya terhadapnya.

Hari demi hari dirasakan oleh isteri al-Aziz dengan berat dan terasa lambat berjalan. Di kota, beberapa peristiwa yang tak terduga telah terjadi. Wanita-wanita di Mesir, ketika itu, tidak berkeinginan bicara lain kecuali tentang peristiwa aib antara isteri al-Aziz dan Yusuf. Yang sungguh menghairankan, bagaimana peristiwa itu dapat tersebar di seluruh kota, padahal semua pihak di istana al-Aziz berusaha merahsiakannya.

Dugaan sementara dialamatkan kepada pelayan laki-laki istana dan sebahagian pelayan wanita yang masih ada hubungan keluarga dengannya. Besar kemungkinan, merekalah yang membocorkan rahsia itu.

Langit ibu kota Mesir penuh dengan gema kisah sekitar kejadian itu. Dalam setiap kelompok wanita, tidak ada masalah lain yang dibicarakan kecuali tentang isteri al-Aziz dan Yusuf, semuanya dicurahkan tanpa segan silu. Akhirnya, sampailah berita yang menyakitkan itu ke telinga isteri al-Aziz. Dan tentu saja hal itu menimbulkan kemarahannya yang luar biasa.

Akan tetapi, apa hendak dikata, ia tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menerima kenyataan itu dengan hati yang semakin pedih. "Betapa perjalanan hidupku menjadi sepotong roti dalam mulut wanita-wanita kota yang dipenuhi cemuhan dan ejekan." Keluhnya dalam hati, "padahal, di hari-hari kemarin, tak seorangpun dari mereka berani menyebut namaku kecuali dengan segala penghormatan dan kemuliaan".

Kemudian ketenangan mulai meresap di hati isteri al-Aziz, setelah jiwanya tergoncang kerana kemarahan. Mulailah ia berbicara kepada dirinya sendiri:" Aku wanita, dan mereka pun wanita. Harus mereka terima hinaan sebagaimana hinaan yang mereka tujukan kepadaku. Jika mereka memperolok-olokku dengan lidahnya, maka sesungguhnya olok- olokku nanti lebih keras atas diri mereka..." Maka, keluarlah dia dari kamarnya menuju beranda istananya yang menghadap Sungai Nil.

Di tepian sungai itu, ia mulai berfikir, sementara angin lembut menerpa pepohonan bunga yang mengelilingi istana, membuat harum udara di sekitarnya. Isteri al-Aziz mulai merenung; fikirannya berputar ke sana kemari, mengikuti alunan ombak sungai yang tenang.

Tak lama kemudian, wajahnya tampak sedikit berseri, kemudian mulutnya tersenyum. Telah ditemukan satu cara untuk membereskan masalah itu. Ya, mengapa ia tidak menghentikan cemuhan wanita-wanita itu tentang dirinya dan Yusuf dalam suatu pertemuan terbuka? Mengapa ia tidak memanggil wanita-wanita itu untuk duduk bercakap-cakap seperti biasa ia lakukan sebelum ini, lalu ia perintahkan Yusuf keluar (menampakkan diri di hadapan mereka)? Nanti mereka akan sedar dan mengerti mengapa isteri al-Aziz jatuh hati kepada anak angkatnya.

Kemudian dipanggilnya semua wanita itu ke istana untuk bersukaria. Kepada mereka dipersembahkan berbagai macam buah-buahan, dan masing- masing diberi sebilah pisau sebagai alat pemotongnya. Akan dilihat oleh isteri Al-Aziz apa yang nanti bakal terjadi ketika Yusuf muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah mereka.

Hairanlah kebanyakan wanita bangsawan terhadap panggilan isteri al- Aziz itu. Mereka menyaksikan suasana yang lain dari biasanya. Ruangan istana, ketika itu, dihiasi dengan penuh kemegahan. Wanita- wanita yang hadir duduk di kerusi yang indah. 
Di hadapan mereka masing-masing terdapat sepinggan buah segar dan sebilah pisau pemotongnya.

Semua pandangan hadirin ditujukan kepada barang-barang yang ada dalam ruangan istana itu. Semuanya diam membisu, tak ada yang berani berbicara dengan jelas tentang apa yang tersimpan di dada dan mulailah isteri Aziz membuka acara. Pembicaraan hanya berkisar tentang buah dan masalah-masalah pesta ria itu, sama sekali jauh dari masalah peristiwa dirinya dengan Yusuf. Ia berkata bahawa segala yang disediakannya kali ini dimaksudkan sebagai kejutan bagi wanita-wanita itu.

Di antara wanita-wanita yang hadir dalam jamuan itu, ada salah seorang yang menyindir. Dengan cara yang cerdik, ia berkisah kepada hadirin tentang seorang pemudi yang jatuh cinta, dan mati dalam kesedihan kerana laki-laki yang meminangnya tewas di medan perang melawan musuh-musuh negerinya. Tetapi isteri al-Aziz, dengan lebih cerdik, mengalihkan pembicaraan ke masalah-masalah lain.

Kemudian ia berkata kepada Yusuf, "Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka."

Maka, keluarlah Yusuf dari tempatnya menuju jamuan wanita-wanita itu. Betapa terkejutnya wanita-wanita itu demi melihat ketampanan Yusuf. Mereka sama tercengang dan kehairanan. Dan tanpa disedari, mereka memotong jari-jari mereka sendiri dengan pisau. Mereka mengira sedang memotong buah, padahal tidak dirasakan darah mengalir dari tangan mereka. Lama-kelamaan mereka baru ingat dan menyedari apa yang telah mereka lakukan, kemudian berkata, "Maha Besar Allah. Ini bukanlah manusia. Ia tiada lain dari malaikat yang mulia".

Ketika itu wajah isteri al-Aziz menahan sedih dan duka. Berubahlah wajah nan cantik itu menjadi marah. Ia berkata seraya menunjuk kepada Yusuf: "Itulah orang yang menyebabkan aku di cela kerana (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menginginkan dirinya, tetapi ia menolak. Dan (sekarang) jika dia tidak mentaati apa yang kuperintahkan, nescaya ia akan dipenjarakan dan dia akan menjadi orang yang hina".

Yusuf mendengar apa yang dikatakan oleh isteri Aziz dengan sikap yang tenang dan tabah, di hadapan wanita-wanita kota. Ia pun mendengar keinginan setiap wanita yang hadir, sebagaimana keinginan isteri al-Aziz terhadapnya. Sambil berlindung kepada Allah, Yusuf berkata, "Tuhanku! Penjara lebih kusukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Allah hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentulah aku tertarik kepada mereka. Dan tentulah aku termasuk orang yang jahil". Allah meneguhkan hamba-hamba-Nya yang mukmin serta berlindung dan berpegang dengan kebenaran yang diperintahkan oleh-Nya ..." Maka, Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui".

Pulanglah wanita-wanita kota itu dengan tangan mereka berlumuran darah. Mereka semua akhirnya sedar bahawa Zulaiha, isteri al-Aziz, terhalang cintanya kepada Yusuf. Yusuf, kemudian meninggalkan ruangan itu dan pergi ke kamarnya. Isteri al-Aziz tampak duduk sambil berfikir. Ia memang menghendaki kehinaan atas wanita-wanita yang menghina dirinya dengan Yusuf, dan hal itu telah selesai ia lakukan. 
Menanglah ia dengan suatu kemenangan yang dapat menyembuhkan sakit hatinya.

Akan tetapi, setelah ia lebih dalam berfikir, ia sedari bahawa perasaan yang ditanggungnya selama ini adalah suatu sebab yang berat baginya. Ia berbicara dengan dirinya sendiri: "Yusuf telah menghindar dariku dua kali; sekali dikamarnya dan sekali di hadapan wanita-wanita kota. Sesungguhnya wanita-wanita kota itu pun mencintai Yusuf sebagaimana aku, tetapi semuanya tidak memperoleh sesuatu darinya. Ancamanku kepadanya tidak ditakutinya. Celakalah kamu meskipun aku mencintaimu."

Pergilah isteri al-Aziz menemui suaminya. Al-Aziz kemudian bertanya tentang jamuan yang diadakannya. Isterinya menjelaskan bahawa jamuan itu hanya menambah keburukan baginya.

"Bagaimana hal itu boleh terjadi?" Tanya Al-Aziz.

"Jika Yusuf tidak disembunyikan dari seisi istana dan kota, dia akan selalu berbicara tentang apa yang memburukkanku..." Jawabnya.

Maka, mendekatlah al-Aziz kepada isterinya seraya berkata. "Bagaimana engkau boleh rela dengan apa yang memburukkanmu?"

Gementarlah badan wanita itu, dan kemudian berkata: "Kalau begitu, masukkanlah Yusuf ke dalam penjara, sehingga semua orang akan melupakannya".

Al-Aziz menyetujui usul isterinya itu. Tak lama kemudian, beberapa pengawal istana membawa Yusuf ke penjara. Tatkala Yusuf keluar dari pintu istana, isteri al-Aziz berdiri di belakang jendela kamarya sambil memandanginya. Ia merasa seolah-olah sebahagian dari hatinya tercabut, meskipun dialah yang mendesak suaminya agar memasukkan Yusuf ke dalam penjara.

Saban hari berlalu, dan kesedihan selalu mewarnai wajah isteri al- Aziz, sementara suaminya hanya boleh melihat hal itu dengan sikap diam dan tidak kuasa berbuat sesuatu. Wanita itu bertanya kepada dirinya sendiri: "Salahkah aku tatkala menyuruh al-Aziz memasukkan Yusuf ke dalam penjara? Ya, kuharamkan diriku melihat Yusuf... "Sekali lagi ia berfikir dalam kegelisahannya: "Tetapi, apakah aku bersalah dalam urusan itu?" Ia menyanggah dirinya sendiri untuk lepas dari azab, seperti seorang dermawan yang haus, tetapi tidak sanggup menjangkau air yang dipikul di bahunya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berjalan tanpa sunyi dari cerita isteri al-Aziz dengan Yusuf. Pada suatu hari, datanglah utusan raja, memerintahkannya untuk datang keistana. Isteri al-Aziz sangat hairan, sebab hal itu belum terjadi sebelumnya. Ia bertanya kepada suaminya apa kira-kira yang menyebabkan sang raja memanggilnya ke istana.

Al-Aziz menjawab, "Mungkin ada urusan yang berhubungan dengan Yusuf."

Mendengar nama Yusuf disebut lagi, lenyaplah segala dugaan. Tetapi, benarkah raja hanya berkehendak untuk berbicara dengannya tentang Yusuf?

Dengan penuh pertanyaan di benaknya, pergilah isteri al-Aziz menuju istana raja. Di sana didapatinya wanita-wanita yang telah memotong tangannya beberapa waktu yang lalu, semuanya menghadap Raja Mesir. Sementara itu, sang raja memandangi wajah para wanita itu satu persatu, kemudian mengajukan pertanyaan singkat kepada wanita-wanita itu: "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya
(kepadamu)?" Mereka menjawab serentak: "Kami tiada mendapati suatu keburukan padanya (Yusuf)".

Tiba-tiba, tanpa diminta oleh Raja, isteri al-Aziz berbicara. Ia merasa telah tiba saatnya untuk berbicara terus terang perihal itu, agar hilang semua beban dosa kerana tindakan aniayanya terhadap Yusuf. Di hadapan Raja, wanita-wanita kota, dan seluruh yang hadir di situ, ia menerangkan: "Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar". (Yusuf berkata), "Yang demikian itu agar dia (al-Aziz) mengetahui bahawa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahawasanya Allah tidak merelai tipudaya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang".

Terjadi perbedaan pendapat tentang kehidupan perempuan itu selanjutnya. Sebahagian orang berpendapat bahawa sejak itu isteri al- Aziz hidup bersama kesedihan dan putus asa kerana ingatannya kepada Yusuf. Sebahagian yang lain berpendapat bahawa isteri al-Aziz itu akhirnya pindah ke suatu tempat yang jauh, dan tiada khabar beritanya sama sekali. Yang jelas, kehidupan wanita itu menjadi terganggu, kerana cinta kepada Yusuf.

Namun ada yang mengisahkan setelah peristiwa itu Zulaiha bertaubat kepada Allah SWT. Ketika Yusuf diutus menjadi Rasul dan menjadi penguasa menggantikan Al-Aziz, Nabi Yusuf berjumpa dengan Zulaiha yang ketika itu keadaannya sudah tua. Akhirnya Allah menjadikan Zulaiha muda remaja dan berkahwin dengan Nabi Yusuf. Maka jadilah Zulaiha sebagai seorang wanita yang solehah yang sentiasa beramal kepada Allah SWT. (Kisah Zulaiha ini dapat di baca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 21-53)