Halaman

BLOG KERANA MANISNYA EPAL

BLOG KERANA MANISNYA EPAL

Sabtu, 10 September 2011

dulu aku pernah suka kan seorang lelaki ini bak kat semua ciri-ciri yang aku nak semua nye ada lah.aku selau tengok dia dari jauh aku juga selalu berharap yang dia kan jadi milik aku,setiap kali dia bertembung dengan aku.hati aku jadi tak tentu arah,kawan aku pernah cakap kalau ko suka kat dia baik ko pergi berterus terang,
dan aku kata kat dia tak nak sebab aku ini kan perempuan mlu lah kalau nak pergi luah kan perasan kat dia...
hati itu dia tiba-tiba je duduk kat aku,entah kenapa aku rasa gembira sangat masa itu,dia tegur aku,aku ingat dia nak cakap yang dia ini suka kat aku tapi sayang tak dia malu kan aku kat depan orang ramai.dia kata aku ini hodoh,gemuk,dah lah pulak itu pakai mata empat.masa itu aku betul rasa sedih sangat,masa aku nak lari aku tahu kawan dia itu saje tendang kaki aku,aku jatuh semua orang ketawa kat aku dia orang cakap yang aku jatuh macam nangka busuk.aku pun lari dari situ panggilan kawan aku pun aku tak kisah.
aku tak tahu kenapa semua orang selalu je hina aku,kenapa semua orang tak suka kan aku kenapa semua orang benci kan aku apa salah aku hina sangat ke aku ini.
aku kurung dalam bilik lama juga,
hoi budak gemuk ko buat apa kat dalam bilik itu dah mampus ke?
bgus lah kalau ko dah mampus tapi nanti mayat ko tanam sendiri,
masa itu hanya allah je yang tahu perasan aku.
besok nye aku pergi ke kolej macam biasa,aku pelik kenapa semua orang padang aku lain macam.aku pun duduk kat makmal komputer,aku pun duduk entah macam mana kerusi yang aku duduk itu pecah semua orang ketawa kan aku,
adui malu gila aku.pensyarah masuk ke dalam kelas semua orang senyap,dan mula belajar,
waktu belajar dah habis aku apa lagi cepat-cepat keluar dari kelas aku takut kalau terserempak dengan lalaki yang aku suka itu.
belum sempak aku lari dari kelas lelaki itu datang jumpa dengan aku,
hai amnie latisya !aku padang wajah yang memangil nama aku,aku terkejut bila nampak orang lelaki yang aku suka itu kat kolej,
hai,
amnie saya sebenar nye nak ajak awak datang ke majlis hari jadi saya malam ini,saya betul-betul harap yang awak dapat datang,
sebenar nye aku betul-betul tak sangkat yang dia nak ajak aku ke majlis hari jadi nya aku betul-betul gembira masa itu aku tak fikir panjang aku terus je terima,
bagus macam ini lah,saya nak awak pakai baju elok-elok tema dia baju yang badut tau semua orang pakai masa majlis saya nanti dorang pun akan pakai.
ok,
aku balik dari rumah sewa aku nampak kawan aku datang kat aku dan dorang cakap yang dorang nak tolong siap kan aku tanpa lengah kan masa aku pun siap,aku pergi ke majlis arman radzif wah cantik nye aku tengok banyak lampu-lampu dan juga ramai orang yang datang pada masa yang sama tapi aku pelik kenapa dorang semua tak pakai baju badut,aku buang kan perasan takut itu,
we arman itu ha badut ko dah samapi,korang tunggu sini kejap aku pasti malam ini malam yang paling best bagi korang,
hai amnie saya ingat kan awak tak datang tadi,
mesti lah saya datang dah awak jemput saya,
ok lah amnie jom saya kenal kan awak dengan kawan saya?
aku pun ikut dia,
ok semua yang ada kat sini pertama sekali saya nak cuap kan terima kasih kepada semua yang datang saya akan pasti kan awak semua akan berasa seronok pada malam ini,kenal kan di lah badut yang tak sedari diri itu.
masa itu semua orang bu kat aku,aku hanya diam sahaja,
ada orang baling kek kat muka aku dan yang lebih teruk sekali simbah air kat aku,
arman apa semua ini sampai hati awak buat saya macam ini apa salah saya?
apa salah awak,saya nak sedar kan awak yang awak itu tak layak untuk saya dah lah gemuk,hodoh pulak itu pakai mata empat sedarlah sikit amnie latisya awak ingat saya ini suka sangat ke kat awak itu lain lah kalau awak ini lawar macam linda,
aku keluar menangis ye aku tahu yang aku ini tak canitk macam orang lain tapi aku punya perasan sama seperti orang lain,kenapa nasib aku malang sangat.arman aku kan balas demdam ingat itu,aku berhenti dari kolej dan belajar  dari kolej lain di situ lah aku mula kan hidu baru aku.
hoi a

arti cinta

Setiap hari dan setiap saat semua orang di dunia ini tak pernah berhenti-henti membicarakan masalah yang berkaitan dengan cinta.
Dalam kehidupan manusia, cinta sering menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain. Cinta pada diri sendiri membuat seseorang akan mampu menjaga dirinya. Bayangkan kalau seseorang tidak mencintai diri sendiri, pasti ia takkan peduli dengan kondisi dirinya. Kalau ia sudah mencintai diri sendiri, akan muncul dorongan sebaliknya, yaitu membenci segala sesuatu yang dapat memadorotkan dirinya. Namun yang patut diingat adalah cinta pada diri sendiri pun harus diimbangi dengan bentuk-bentuk cinta pada yang lain.

Lalu Cinta itu sendiri apa?
Menurut pandangan umum, Cinta adalah sebuah perasaan ingin membagi secara bersama-sama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain baik berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa saja yang diinginkan objek tersebut.
Tapi menurut saya, Cinta itu pada dasarnya adalah untuk saling menyelamatkan, saling melindungi dan membahagiakan diri. Jika kita mencintai diri atau pun orang lain dengan sepenuh hati, itu artinya kita menggantungkan diri pada makhluk yang dengan berbagai kelemahannya belum tentu dapat memberikan semua kebahagiannnya. Oleh karena itu, cinta yang sepenuh hati hanya patut kita berikan pada Sang Khalik yang sudah pasti memberikan respon yang dapat menentramkan hati, karena Dia pasti akan memberikan balasan setimpal bahkan lebih daripada yang kita berikan kepada-Nya.
Firman-Nya ada dalam sebuah hadist qudsi, “Jika dia (hamba-Ku) mendekat kepadaku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Jika ia mendekat kepada-Ku sedepa, Aku akan mendekatinya sehasta, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”
Mungkin kita beralasan bahwa respon dari sesama makhluk itu dapat terlihat, sedangkan respon dari-Nya tidak bisa terlihat. Misal, kalau kita tertawa kepada seseorang, kita bisa langsung melihat responnya, apakah ia membalas tertawa ataukah malah cemberut.
Well…
Respon dari Allah memang tak dapat terlihat secara kasat mata, namun dapat dirasakan. Nah, untuk dapat merasakannya tentunya seorang hamba mesti benar-benar tulus dalam mencintai-Nya. Sepanjang cinta kita pada-Nya masih terkalahkan oleh cinta kita pada hal-hal lain selain diri-Nya, tentu kita akan sangat sulit merasakan respon itu. Selain itu, kalau yang menjadi ukuran adalah hal-hal yang kasat mata saja, sangat mungkin apa-apa yang terlihat itu sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di dalam hati atau pikiran. Contohnya saja saat kita tersenyum pada seseorang dan orang lain pun tersenyum, apa kita bisa memastikan bahwa senyumnya itu pun benar-benar tulus? Atau jangan-jangan di balik senyumnya itu dia sangat membenci kita, senyumnya hanya sekedar lips service semata. Sungguh, kita betul-betul tidak tahu apa yang sesungguhnya berada di balik respon yang ditampakkan seseorang. Seperti kata pepatah bilang, “Dalamnya lautan kan kuselami, hati orang siapa yang tahu”.
Sedangkan Allah, Ia Maha Tahu sejauh mana kadar cinta seorang manusia pada diri-Nya. Bahkan, Ia pun tahu sangkaan tiap-tiap hamba-Nya pada diri-Nya. Jadi, respon yang kasat mata tidaklah dapat dijadikan ukuran. Hakikat yang sebenarnya adalah di dalam hati, sesuatu yang amat halus dan lembut, abstrak, tidak berupa dan tidak dapat diraba. Segala tindakan yang dilakukan akan terasa lebih indah bila dilakukan dengan hati. Lain lagi ceritanya kalau hanya dilakukan karena dorongan fisiologis semata.
Misalnya saja dalam urusan seks. Kalaulah seseorang melakukan aktivitas seksual hanya sebatas pada kenikmatan, apa bedanya dengan hewan? Dalam kondisi atau dengan cara apapun, aktivitas seksual seperti itu dapat dilakukan dan pasti melahirkan kenikmatan. Namun, apakah kita, yang mengaku sebagai makhluk yang paling sempurna ternyata bisanya hanyalah mengejar kenikmatan belaka? Bukankah semestinya kita membuktikan bahwa diri kita benar-benar makhluk yang mulia, sehingga kita tidak memahami cinta hanya sebatas nafsu saja, namun lebih dari itu, yaitu menggapai cinta yang diridoi Allah, yaitu cinta yang lahir dari dalam nurani.
Sauh pun tertancap di dasar samudera, kokoh dan lepas dari keangkuhan. Seperti itulah hakikat cinta. Namun, kadang ia tergadai dalam sikap egois yang terpasung nafsu.
Saat aku melihat di jalanan ada dua bocah ABG yang sedang asyik-asyiknya bercanda dan tertawa dengan mesra dibawah remang-remang lampu taman yang berpendar, seolah-olah dunia milik mereka berdua. Mereka benar-benar mengingatkanku pada masa lalu. Jujur aku akui, dulu, walaupun saat ini aku terbilang masih muda tapi diri ini sudah cukup banyak mereguk berbagai pengalaman tentang asem-manis-pahitnya cinta. Mulai dari main mata, lirik sana lirik sini, kenalan, pacaran, seterusnya dan seterusnya. Maka aku dapat mengambil kesimpulan, kadang manusia itu seperti hewan, cinta hanya digunakan untuk menipu, hanya untuk sekadar memenuhi bisikan setan yang ngakak puas dengan akal bulusnya yang diikuti mereka. Setelah pengalaman yang aku alami selama ini, pantaslah hatiku mendesis pada mereka, “Kasihan, pastilah tak terpikir oleh mereka tentang getirnya sebuah pengkhianatan.” Dan pastilah mereka sudah beranggapan bahwa yang mereka rasakan sekarang adalah yang disebut dengan cinta.
Kita tentu tahu, cinta zaman sekarang sudah dibentuk oleh opini media massa, acara televisi contohnya, mulai model cintanya orang-orang Barat hingga roman picisan yang dikemas dalam bentuk sinetron, sineTV, FTV atau apa pun lah namanya. Ah, itu semua ternyata hanyalah kamuflase belaka. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, berbagai acara itu telah mengajarkan kita tentang cinta yang semu. Dan anehnya, orang selalu mengikuti setiap pesan tanpa berpikir panjang apakah pesan itu positif atau negatif untuk dirinya. Atau mungkin kita terlalu dungu, tidak mengerti sebuah trik dari sekelompok orang dibalik layar yang membuat skenario semua ini. Ah, wajarlah kalau para remaja mudah sekali mereka jadikan sebagai objek. Dan memang luar biasa sekali pengaruh media massa, begitu mudah mengubah perilaku orang.
Begitulah realita cinta yang saya saksikan kini. Kalau selama ini kita selalu patuh terhadap pesan cinta yang ditampilkan oleh si om sutradara, kenapa kita tak mencoba patuh kepada pesan cinta dari Sang Maha Sutradara. Kalau kita mencintai seseorang, cintailah dia ala kadarnya. Karena bisa jadi ia membenci kita. Kalau kita membenci seseorang, bencilah dia ala kadarnya. Karena bisa jadi ia mencintai kita. Jadikanlah cinta untuk mendapatkan ridho-Nya, dan janganlah kita mencari cinta untuk mendapatkan kenikmatan sesaat yang menyesatkan.
Tak ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya berjalan atas rencana dan pengetahuan Allah. Bahkan tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya. Berbicara cinta, artinya berbicara keyakinan. Lantunan cinta, adalah tembang pengorbanan seorang hamba dalam lingkup Sang Khalik, yang menumbuhkan ketegaran dan daya juang yang tinggi. Hingga saat cinta terkhianati, tak berujung putus asa atau penyesalan. Dan bila cinta terjawab, Rindu Ilahi pun kan selalu menyertai.
Jadi, makna cinta sejati, sederhananya, menurut saya adalah cinta terhadap seseorang yang didasari atas kecintaan yang sama terhadap Allah SWT, bukan karena si dia cakep, cantik, tajir, pinter, dan semua objek fisiologis lainnya. Itu semua hanyalah opsional. Sebab, cinta yang berasal dari satu keyakinan akan timbul sebuah kepercayaan, dari sebuah kepercayaan lahirlah kesetiaan dan dari kesetiaan maka itulah yang disebut dengan cinta sejati.

erti sahabat

Adakah sahabat tu kawan masa kita senang saje? Ataupun apa?



Bagi saya, Sahabat tu besar maknanya. Memang susah nak cari tapi memang wujud. yang boleh saya panggil sahabat mungkin ada sorang dua. Macam mana dengan yang lain? Saya hanya boleh panggil mereka rakan sekolej ataupun rakan studi dan tak lebih dari itu. Ada juga yg kawan makan kawan. Yang ini paling banyak walaupun di UIA sendiri. Nak tau ciri-ciri KAWAN MAKAN KAWAN?



Pertama : Mereka ini dikategorikan sebagai tidak jujur. Anda boleh tengok sendiri, apabila anda dalam kesenangan, mereka akan membuntuti anda ke mana saja anda pergi dan mereka juga akan buat apa saja untuk anda asalkan anda turuti kemahuan mereka tidak kira kemahuan apa pun. Saya bagi contoh, duit. Mereka berkawan dengan anda disebabkan duit.



Kedua : Mereka ini pula dikategorikan sebagai DENGKI DGN APA YG anda ADA. Mereka tidak senang dengan apa yang anda miliki. Mereka anggap anda seorang yang lebih superior dari mereka dan mereka akan bermuka muka di depan anda tetapi apabila mereka di belakang anda, mereka akan mengutuk dan mencaci anda di luar pengetahuan anda sendiri. Saya telah hadapi benda ini berkali kali.


Tapi saya tidak bersua muka dengan mereka. Sebaliknya saya doakan mereka diberikan rezeki melimpah ruah supaya mereka bahagia dan berhenti mengata saya. Mereka ini sebenarnya tidak berpuas hati dengan kemewahan kita, kesenangan kita dan kebahagiaan kita. Mereka anggap itu terlalu besar dan mereka tidak boleh terlalu rapat dgn kita dan menghasut kawan yang lain untuk meninggalkan kita. Dan seterusnya- Hasut.



Ketiga : Hasutan. Mereka ini terlalu taksub menghasut orang lain untuk membenci kita walaupun kita tidak berbuat apa-apa.



Keempat : Tikam Belakang kawan baik sendiri. Pergh. NI SAKIT SANGAT. Anda pernah rasa? Saya pernah. Dan kawan saya ni burukkan saya dekat Lecturer saya sendiri. Sampaikan saya dengan kawan yg sama-sama jadi mangsa terpaksa bangkit balik secara perlahan. Apa lagi yang boleh saya buat? KAWAN BAIK SAYA SENDIRI.

*Saya tidak ada jalan penyelesaian bagi permasalahan ni. cuma banyakkan sabar dan berkawan lah dengan mereka kalau anda mampu, dan berhati-hati lah dalam berkawan.
assalamualaikum   ini kisah saya dan kawan saya . waktu itu umur saya baru je 17 tahu saya mempunyai 3 orang kawan baik iaitu ain,nazirah , seorang lagi azina
dulu saya menang seorang budak yang paling nakal                                                                                                                                                                                                                

Rabu, 7 September 2011

cinta

Cinta pertama telah mengajarku erti sebenar cinta. Perginya cinta pertama itu telah membuat hatiku menjadi batu. Semakin hari semakin aku meninggalkan perasaan cinta di dalam diriku. Perasaan cinta kepada insan bernama kekasih. Perasaan yang mungkin tidak kekal abadi seperti perasaan cinta kepada Allah.


Semakin aku menjauhkan diri kepada cinta aku merasakan jiwaku sunyi tanpa teman bicara. Dulunya jiwaku tidak begitu  sunyi kerana jiwaku ditemani perasaan cinta. Perasaan cinta itu yang selalu menjadi teman bicara jiwaku. Aku merasa sudah tiba masanya aku melupakan kepahitan dan kelukaan yang aku alami sebelum ini.


Tapi… Aku masih tertanya-tanya patutkah aku mencintai? Aku tidak takut untuk mencintai tetapi aku takut bila ada insan yang mencintai diriku ini tanpa aku sedari. Aku pernah merasakan kekecewaan dah kelukaan itu dan aku tidak mahu kelukaan dan kekecewaan itu dialami oleh orang yang aku sayang. Kau bernama sahabat, patutkah aku mencintai dan dicintai oleh insan bernama sahabat?